Menuntut Turun Harga BBM, Aliansi Semarak Ricuh: Naikan UMR Banyumas

Foto Massa Aksi di Depan Gedung DPRD Banyumas (Dok. LPM Saka)

Purwokerto, LPM Saka – “Jaminan apa yang bisa bapak berikan terkait tuntutan kami? UMR Banyumas Naik?” Tanya Bagus Adi Kusuma selaku koordinator lapangan aksi kepada Bupati Banyumas di atas mobil komando. Sekitar 400 massa aksi dari berbagai organisasi mahasiswa di Purwokerto dan elemen masyarakat tergabung menjadi Aliansi Serikat Masyarakat Bergerak terjun langsung ke depan Kantor Bupati Banyumas pada Senin (5/09/2022) siang hari.

 

Orasi meta kata bergema sampai tiang-tiang pendopo Si Panji bergetar, teriakan massa aksi bersemangat menuntut kebijakan Presiden Joko Widodo tentang BBM naik (03/09) ditinjau kembali. Percikan kata orasi BEM Unsoed menceritakan janji presiden.

 

“Presiden Jokowi pernah menjanjikan BBM tidak akan naik, sampai Agustus 2022 masih diulang lagi janjinya. Beberapa hari lalu, tiba-tiba dinaikkan di siang hari”, jelas Alfan Maulana Akbar.

 

Sorak sorai “Turunkan Harga BBM” menggema menuntut agar pemerintahan Banyumas menyepakati dan setuju agar BBM turun. Pukul 4 Sore hari Ahmad Husein dan Budhi Setiawan keluar dari kantor dan menemui massa aksi.


“Pertama saya sampaikan bupati dan ketua DPRD menolak kenaikan harga BBM dan saya akan tanda tangani”, tegas Bupati Banyumas di atas mobil komando.

 

Mendengar perkataan Achmad Husein, sejumlah aksi meminta jaminan dan bukti konkret dari perkataan dan tanda tangan Bupati Banyumas. Kemudian Achmad Husein menawarkan perwakilan massa aksi untuk sama-sama ke Jakarta menyampaikan aspirasi masyarakat.

 

Debat ricuh terjadi di atas mobil komando tentang jaminan dan bukti konkret, sampai pada akhirnya massa aksi meminta UMR Banyumas dinaikan. Dengan bibir gemetar Bupati Banyumas menyampaikan bahwa kenaikan UMR perlu ada mekanismenya.

 

“UMR itu ada mekanisme, tidak bisa hanya bupati yang bicara langsung naik. Harus ada diskusi dan kajian ilmiah, kalian bikin saja kajiannya kemudian berikan saya”, tutur Achmad Husein.

 

Di tengah penjelasan Achmad Husein, Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan tiba-tiba turun dari mobil komando Kembali ke dalam kantor DPRD Banyumas. Hal itu membuat massa aksi semakin panas dan sempat terjadi ricuh lempar minuman gelas ke arah aparat keamanan.

 

“Woy kenapa turun? Tarik-tarik jangan sampai ketua DPRD masuk”, teriak sejumlah massa aksi.

 

Setelah mendengar statement yang bertele-tele dari Bupati Banyumas, Korlap Bagus Adi menyampaikan satire kepada Bupati Banyumas.

 

“Tanda tangan hanya dibuat, statement hanya disampaikan tapi tidak ada bukti”, kata Bagus Adi.

 

Pukul 6 sore, adu kata terjadi di depang gerbang hitam Gedung DPRD antara korlap dengan aparat keamanan untuk meminta bupati dan ketua DPRD untuk keluar kembali memberikan statement yang lebih jelas.

 

“Tadi bupati sudah tanda tangan, secara politik beliau sudah melawan politiknya. Kalau bupati tidak mau keluar jangan sampai mahasiswa dengan aparat keamanan bentrok”, jelas Kasat Binmas Polresta Banyumas AKP Agus Amjat.

 

Akan tetapi massa aksi tetap teguh bertahan sampai adzan maghrib selesai berkumandang.

 

"Terlalu banyak bertele-tele teman-teman semua, jika memang mau ya mau saja sudah, tak perlu ada jarak atau ada alibi dibelakangnya. Kalau semisal memang pak bupati tidak berstatement juga udah kita bertahan disini teman-teman semua", teguh Bagus Adi.


Reporter: Ade Arifin, Affan Prasetio, Elsafira Eka dan Novia Wiwit

Editor: Khairu Tamam

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post