Mengetuk Pintu Tuhan, Puisi Disya Aghistiharah

Ilustrasi: pixabay.com


Waktu Kemenangan


Pada rapat cahaya yang teruarai dibalik layung jingga

pada sinar yang hampir lenyap di tepi langit

Sekawan burung pulang kembali pada sarang

Redup lentera datang menghampiri gelap


Allahu Akbar..!! Allahu Akbar…!!!

Tanda kemenangan di pelupuk mata

Seruan illahi berkumandang saling bersautan

Bertanda jiwa telah suci 


Kemenangan merasakan makna kekurangan

Melawan gemercik suara perut

Melatih panjangnya jalan pikiran

Menyambung makna tali kebijaksanaan


Dirayakan meneguk segelas air dan sepotong kurma

Atas rezeki yang Engkau beri 

Syukurku menyertai harapku 

bertemu di ramadhan yang akan Kembali


Purwokerto, 7 April 2022


 

Mengetuk Pintu Tuhan


Tuhanku,

Limpahan kemurahanmu

Berderai menyusuri bumi

Engkau hadirkan ramadhan 

Menjadikannya suci


Sedang Hambamu,

Hanya segumpal daging berlumur dosa

Tersungkur pada laknat

Tatkala terlupa adanya

Ramadhan datang kembali


Cahaya damai yang engkau tunjukan

Masih sulit kami hampiri

Merangkak terseret-seret

Berpeluh najis dan hina


Tuhanku,

Bersama ayat-Mu kami berangkat

Menyambar cepat menembus langit

Berharap tiba pada ramadhan penuh suci

Agar damai bertegur sapa dengan-Mu


Ijinkan hambamu,

Mengetuk pintu pengampunan-Mu

Meminta sedikit dalam luas kuasa-Mu.


Purwokerto, 5 Ramadhan 1443 H



Puasa, Untuk Siapa?


Ramadhan bulan baik, ucapmu

bulan penuh keberkahan, lisanmu

Ini bulan baik untuk mensucikan diri

entah ucapan atau kebenaran yang kau sampaikan


Katanya, puasa untuk sang Rabb

Menahan dahaga dari fajar mulai menengok

Melantunkan ayat-Nya dengan irama 

Hingga terawih semalaman


Yakinkah puasa untuk Rabb-Mu?

Lalu bagaimana dengan kedengkian yang melekat pada hati mu

Bagaimana dengan takabur juga keserakahan mu

apalagi sampah-sampah lain yang menyumbat hati itu


Ramadhan datang untukmu, serahkanlah penuh dirimu

Berjuanglah melawan dirimu sendiri untuk-Nya

Puasa kan hatimu untuk menikmati hakikat

Inilah bulan baik, untuk merobohkan keburukan hati


Purwokerto, 5 Ramadhan 1443 H



Penulis: Disya Aghistiharah

Editor: Pandika Adi Putra

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post