Harlah NU ke-93, Kiyai Manan Tegaskan NU Berdiri di Atas Kebenaran

Harlah NU ke-39, Kiyai Manan Tegaskan NU Berdiri di Atas Kebenaran
Suasana Peringatan Harlah NU ke-39, Alun-alun kota Purwokerto

Purwokerto, LPMSAKA - Pagi ini (24/4/2016), Alun-alun Kota Purwokerto terlihat lebih ramai dibanding hari-hari biasanya. Selain karena hari minggu, dimana seperti biasanya jalan raya sekitar alun-alun adalah waktu car free day, hari ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Lahirnya Ormas terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) yang jatuh pada tanggal 16 Rajab 1437 H.

Tahun ini, NU menginjak usianya yang ke-93, di mana ini merupakan pencapaian panjang sebuah Organisasi Masyarakat yang sampai saat ini masih eksis, bahkan hampir mencapai seabad usianya.

Dalam memperingati Harlah NU ke-93 ini, pengurus PCNU Kabupaten Banyumas menggelar acara tasyakuran yang berpusat di Alun-lun kota Purwokerto. Dalam kesempatan ini, KH. Abdul Manan Ghani selaku Wakil Ketua PBNU yang berkesampatan hadir menyampaikan kepada seluruh elemen Nahdlatul Ulama Banyumas, bahwa berdirinya NU adalah atas kebenaran. Jadi sebagai warga NU, maka haruslah meyakini kebenaran tersebut.

“Indonesia mayoritas adalah muslim, itu karena Wali dan Ulama, silsilahnya jelas dan nyambung. Jadi tidak bisa langsung ke kanjeng Nabi. Atas dasar itulah NU didirikan. Jadi kita harus yakin, NU berdiri di atas kebenaran” jelas KH. Abdul Manan Ghani.

Selain itu, KH. Abdul Manan Ghani juga menegaskan bahwa tanpa Nabi dan Ulama, manusia dapat salah menemukan Tuhan. Banyak umat di dunia ini kemudian salah menyembah Tuhannya. Hal ini kemudian akan menimbulkan ketidakbenaran.

“Banyak (umat) tanpa Nabi atau Ulama, dapetnya (Tuhan) sapi, matahari dan lain sebagainya. Di Jawa, sebelum ada Ulama dan Wali, dapatnya (Tuhan) sang Hyang. Barulah Ulama dan Wali memperkenalkan Allah. Jadi Ulama dan Wali itu turun temurun, kemudian jadilah NU. Sementara yang lain salah milih Tuhan” [NA0012013]

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post