Purwokerto, LPM SAKA - Dalam rangka
memperingati Hari Toleransi Internasional, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Studi Agama-Agama (SAA) adakan Talk Show dengan tema “Kita Beda, Kita Setara,
Kita Indonesia” yang bekerjasama dengan Komunitas Gusdurian Banyumas di Gedung
Student Center (GSC) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, pada Jum’at
(16/11).
Dalam acara
ini, HMJ SAA menghadirkan beberapa Pemuka
Agama
dari Katholik,
Kong Hu Cu,
dan Kristiani,
serta dua narasumber dari Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Klaten, Gus Marzuki Alba dan Gus Yusuf selaku Koordinator
Jaringan
Gusdurian Banyumas.
Metode dalam
Talk Show ini yaitu dengan dialog mengenai toleransi oleh beberapa tokoh yang
hadir, diantaranya: Dr. Hartono
selaku Wakil
Dekan
I Fakultas
Ushuluddin Adab dan
Humaniora (FUAH), Habib Hanif, RD. Bonifacius Abbas yang merupakan Romo dari Majenang,
Made Sedanya dari Tokoh Hindu, lalu Gus Marzuki Alba, Gus Yusuf, Pendeta
Maria dari Gereja Kristen Jawa, serta JS. Budi Suniarto Rohaniawan
Kong Hu Cu. Dengan
moderator Ibu Ory yang merupakan Tokoh dari Komunitas dari
Gusdurian Banyumas.
Gus Yusuf yang
menjadi pembicara pertama memaparkan definisi dan hakikat toleransi. Menurutnya toleransi ialah
rela berbeda, ikhlas karena berbeda karena pada dasarnya perbedaan adalah
sesuatu yang sudah dinashkan oleh Tuhan. Selain itu Gus Marzuki Alba pun
melanjutkan, bahwa pada dasarnya Indonesia secara tidak sadar sudah melakukan
toleransi sejak dulu. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah hasil
kesepakatan yang dibuat oleh bangsa dimana toleransi menjadi tonggak berdirinya suatu dasa rnegara.
Maria selaku Pendeta
berharap pemuda sekarang tidak mengalami trauma pada diri sendiri akibat perbedaan Agama, ras dan suku. Ia juga berharap mereka
yang terkena trauma bisa mengobati traumanya sendiri dan bahkan orang lain, karena trauma
terhadap perbedaan merupakan sesuatu yang nyata. "Dan media menjadi cara
buat anak-anak muda untuk menyuarakan,
stop menyebarkan trauma, trauma
karena perbedaan," ujarnya.
Melalui Talk Show ini, toleransi digambarkan menjadi satu keniscayaan
bagi siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada, karena toleransi dan perbedaan adalah satu
kesatuan.
Reporter : Nur Rohmah Sri
Rezeki, Fitri Yuliani
Editor : Wilujeng
Nurani
Post a Comment
Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?