Warga Banyumas Keluhkan Harga Cabai yang Melejit

Sumber ilustrasi: Liputan6


Harga cabai di berbagai pasar tradisional Banyumas terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan,mencapai tiga sampai empat kali lipat. Selain penjual, pembeli pun mengeluh dan tidak bisa berbuat banyak karena harus tetap mengonsumsinya sehari-hari meski mahal.

Salah satu pedagang di Pasar Kemranjen, Syukur menuturkan jika kenaikan harga cabai tersebut terjadi sejak sepekan terakhir. Lonjakan tertinggi dialami oleh cabai rawit yang tembus hingga Rp 75.000. Padahal, sebelumnya hanya Rp 50.000 per kilogram. Untuk cabai merah biasa, saat ini pedagang menjualnya dengan harga Rp 55.000. Sedangkan cabai hijau kisaran Rp 40.000 per kilogram.

“Sebenarnya semua cabai mengalami kenaikan dari cabai hijau, cabai merah dan juga cabai rawit. Tapi yang paling drastis kenaikannya adalah cabai rawit. Padahal semua warga kebanyakan dari warga di desa setiap hari mengonsumsi cabai rawit,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pemicu lonjakan harga cabai ini antara lain karena meningkatnya kebutuhan jelang perayaan Idul Adha serta musim kemarau yang berkepanjangan sehingga banyak petani yang gagal panen.

“Kemungkinan karena adanya kemarau sehingga para petani mengalami kesulitan air untuk menyiram tanaman cabai. Dan yang kedua karena adanya hama yang mungkin saat ini agak sulit ditanggulangi. Sehingga para petani banyak yang gagal panen karena sulitnya air dan juga hama yang banyak menyerang tanaman cabai,” tutupnya. 

Akibat kenaikan harga cabai ini, membuat sejumlah pedagang mengeluh. Seperti pengakuan Titin salah satu pedagang di Pasar Manis yang mengaku akibat kenaikan itu, omzet penjualan cabai menurun drastis. Para pembeli mengurungkan niat membeli cabai dengan jumlah besar karena harganya melonjak. Ia juga merasa tidak enak hati kepada pembeli untuk menawarkan dagangannya. Apalagi, harga yang ditawarkan pedagang sudah mengalami kenaikan tiga kali lipat.

Selain keluhan pedagang, kenaikan harga cabai juga sangat dikeluhkan oleh pembeli. Seperti pengakuan Asih, ia biasanya membeli cabai Rp 1.000 langsung dilayani. Sekarang, ia harus ada perdebatan kecil terlebih dahulu dengan penjual.

“Jadi, awalnya itu kan ya mau beli banyak tapi berhubung harganya mahal dan saya juga butuhnya seperlunya. Saya biasanya kan cuma beli seribu tapi alhamdulillah ini akhirnya boleh si beli seribu tapi ya. Cuma dapet beberapa, lumayan lah,” ungkapnya saat ditemui oleh LPM Saka pada Rabu, (26/07/2019).

Oleh sebab itu, Asih juga berharap agar harga cabai segera kembali normal. Terutama dari pihak Pemerintah semoga bisa mengantisipasi tingginya kenaikan harga cabai tersebut.

Reporter          : Wilujeng Nurani
Editor              : Umi Uswatun Hasanah

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post