Semarak Harlah Fakda, Gus Miftah : Strategi Dakwah Masa Kini

Gus Miftah memberikan wejangan dalam Puncak Acara Harlah Ke-24 Fakultas Dakwah di Auditorium UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto (Foto : Panitia Harlah Fakultas Dakwah)



Purwokerto, LPM Saka – Sekitar 500 mahasiswa beramai-ramai memadati Auditorium UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Jumat (19/11/21). Mereka antusias untuk mengikuti Ngaji Nusantara Kalih Gus Miftah yang diselenggarakan dalam puncak acara Hari Lahir (Harlah) Fakultas Dakwah yang ke-24.


Rektor UIN Saizu Purwokerto Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag. dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Fakultas Dakwah lantaran dapat menghadirkan orang-orang besar seperti Emha Ainun Najib atau Cak Nun di puncak harlah tahun sebelumnya dan kali ini Gus Miftah.


“Ini menunjukan kegigihan sekaligus pengalaman kaitannya dengan menghadirkan orang. Oleh karena itu saya sampaikan terimakasih dan mengacungi jempol untuk Fakultas Dakwah,” ungkap Moh. Roqib.


Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dan dibuka dengan pemotongan tumpeng oleh rektor UIN Saizu. Sebelumnya, Fakultas Dakwah juga menyelengarakan berbagai ragkaian acara peringatan Harlah yang dilangsungkan sejak 30 Agustus lalu seperti PKM – Dikpol, Lomba Da’i, Diskusi Lintas Agama, Pagelaran Budaya serta ditutup dengan Ngaji Nusantara.

 


Ngaji Nusantara Kalih Gus Miftah


Tepat setelah acara Puncak Peringatan Harlah Fakultas Dakwah dibuka oleh rektor, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah hadir di Auditorium UIN Saizu (19/11). Kehadiran dai millennial tersebut langsung disambut dengan sholawat oleh para jamaah. Setelah menaiki panggung, Gus Miftah memulai pengajiannya.


Gus Miftah menjelaskan bagaimana dakwah proporsional di Era Society 5.0 dimana teknologi dakwah dari masa ke masa mengalami perubahan yang signifikan.


“Kita generasi muda di masa seperti ini dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih,” tuturnya.


Gus Miftah juga mengajak para jamaah untuk bernostalgia mengingat perkembangan strategi dakwah sejak masa Rasulullah SAW sampai Walisongo.


“Strategi dakwah Rasulullah SAW dari bil lisan, bil qalam berubah menjadi strategi dakwah Walisongo yang menggunakan budaya pada saat itu sebagai salah satu cara menyampaikan pesan untuk para kaumnya,” tambah Gus Miftah.


Pimpinan salah satu pondok pesantren di Yogyakarta tersebut menyebutkan, di era ini kita perlu persiapkan kreatifitas, pemikiran yang kritis, kolaborasi, inovasi dan komunikasi.


“Oleh karena itu, dakwah di medsos menjadikan kita seorang yang aktif membuat konten. Dan kalian di masa seperti ini dituntut untuk bisa seperti itu,” tandasnya.


Gus Miftah berharap, semoga Fakultas Dakwah UIN Saizu Purwokerto dapat melahirkan dai-dai yang berkaliber dunia hari ini dan juga akhirat. Ngaji Nusantara ditutup dengan melantunkan sholawat bersama-sama.

 


Reporter     : Disya Aghistiharah (Magang)

Editor         : Fatih Amrulloh


Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post