Semrawut Kongres Mahasiswa, Ketua SEMA: Kami Lalai

Dok. SEMA UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

LPM Saka, Purwokerto –  Hak berpendapat dibatasi, SEMA X DEMA miskin nurani”, “Nasi uduk semur jengkol, SEMA kok tolol.” Demikian bunyi kalimat bernada sarkas pada spanduk yang terpampang di Gedung Fakultas Syari’ah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto sejak Minggu, (16/1/2022).



Spanduk bernada sarkas yang berada di Gedung Fakultas Syari'ah


Aksi tersebut merupakan bentuk sindiran yang dilayangkan untuk Senat Mahasiswa Universitas (SEMA U) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA U) UIN Saizu. Pasalnya SEMA U dinilai tidak melakukan sosialisasi kepada mahasiswa terkait pelaksanaan Kongres Mahasiswa XIX di Hotel Moro Seneng, Baturaden pada Sabtu-Minggu, (15-16/01).


“Kami lalai tidak memasukan pamflet ke feed Instagram SEMA. Hanya lewat story WhatsApp anggota Sema dan LK,” terang Ketua SEMA U Zaini Gilang Darmawan saat dihubungi LPM Saka, Minggu (16/1).


Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengundang Ormawa untuk mengikuti kongres mahasiswa, tahun ini Sema U mengundang perwakilan mahasiswa per angkatan setiap jurusan.


“Untuk perwakilan mahasiswa kami ajukan lewat ketua himpunan jurusan. Mahasiswa yang mendapat undangan itu peserta penuh, di luar itu menjadi peninjau,” tambah Gilang.


Diketahui, Sema U mengirimkan surat yang ditujukan untuk seluruh ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-UIN Saizu sejak Senin, (10/01) melalui aplikasi WhatsApp. Kemudian, disusul penambahan informasi melalui pesan siaran perihal permohonan peserta kongres mahasiswa yang berasal dari delegasi perwakilan mahasiswa sebanyak 4 orang dan setiap orang mewakili mahasiswa angkatan 2018-2021.


Pesan siaran dari SEMA U untuk seluruh HMJ


Ketua HMJ Komunikasi dan Penyiaran Islam, M. Abdurrauf menyayangkan kurangnya informasi untuk mahasiswa terkait kongres mahasiswa tahun ini. Sebab sosialisasi tersebut hanya melalui surat menyurat tanpa adanya pamflet yang dipasang di media Sema U.


“Karena dari Sema juga tidak ada info apapun, baik di media atau omongan di grup. Hanya surat menyurat saja yang belum tentu terbaca,” ungkap Abdurrauf.


Selain itu, Musyafa Syamil Arroyan salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Inggris merasa kecewa terhadap sistem undangan delegasi yang dilakukan hanya melalui ketua Ormawa saja.


“Menurut saya, sebagian besar ketua ormawa belum tentu mau menyampaikan ke semua mahasiswa. Mungkin dia hanya menyampaikan kepada teman terdekatnya bukan ke semua mahasiswa,” jelas Syamil saat dihubungi LPM Saka melalui pesan WhatsApp, Minggu malam.


Spanduk yang ditulis dengan warna merah berisikan sindiran tersebut ditanggapi oleh Ketua Sema U sebagai masukan langsung dan pembelajaran bersama untuk Sema-U atas nama mahasiswa UIN Saizu.


“Tentunya kami menerima dan mengapresiasi hal tersebut. Karena bagian dari kebebasan berpendapat setiap individu,” pungkas Zaini Gilang.



Reporter : Elsafira Eka Rahmawati dan Mukhammad Khoiru Tamam

Editor : Pandika Adi Putra

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post