Darurat Jumlah Laki-Laki Pertanda Kiamat Kerja Nyata

Ilustrasi: Pandika Adi Putra



Dulu,  nama besar Kampus disebabkan kehebatan Mahasiswanya,  sekarang Mahasiswa ingin hebat karena nama besar Kampusnya” - Pidi Baiq. 

Dahulu universitas merupakan tempat para cendikiawan, sekarang sudah dikuasai oleh kepentingan kepentingan tertentu. Beriringan dengan perkembangan zaman, suasana akademik dalam kampus semakin menipis dari yang diperkirakan. 

Jika kita mengacu pada salah satu representasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, focus terhadap poin pengabdian pada masyarakat. Dalam wujud pelaksanaan mencapai poin tersebut beberapa kampus mengusung Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu delegasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

KKN tidak menjadi hal yang tabu di telinga Mahasiswa. Terlebih lagi KKN menjadi syarat kelulusan berbagai perguruan tinggi termasuk di Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Dengan waktu yang cukup singkat, satu bulan lebih sepuluh hari, mahasiswa dituntut untuk melakasanakan pengabdian sebagai pertanggung jawaban dedikasi disiplin ilmu. 

Dengan sandaran syarat syarat KKN di Surat Edaran Pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan Ke-50 Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto antara lain, mahasiswa aktif, lulus mata kuliah minimal 101 SKS, dan lulus ujian program BTA-PPI. 

Sistem penyelenggaran KKN sudah tersusun dengan baik 80%, kenapa 20% dari presentase sistem penyelenggaraan KKN? 

Fakta yang terjadi saat ini, dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar dan membentuk kelompok secara mandiri adalah masalah tersendiri yang terjadi secara alami. Masalah ini membuat beberapa kelompok mahasiswa yang terbelakangi oleh dekupan kelompok tidak mendapat kelompok yang ideal. 

Bagaimana tidak?, sedikitnya jumlah mahasiswa laki-laki di UIN Saizu  tidak sebanding dengan jumlah wanita yang hampir mencapai 1:8. Rata-rata kelompok KKN yang sudah terisi didominasi oleh perempuan, sehingga terus berjuang mencari laki-laki yang pandai menjadi imam shalat, memimpin tahlilan, dekat dengan masyarakat, good looking, good attitude, good knowledge dan type laki-laki lainnya. 

Pihak LPPM tidak menerapkan ketentuan jumlah anggota sesuai dengan perhitungan pendaftar KKN. Beberapa mahasiswa overthinkingterkadang enggan membahas anggota KKN, terutama bila anggota kelompok belum terpenuhi. Tak ayal, hal itu karena UIN Saizu mengalami darurat jumlah laki-laki.

Mahasiswa yang tidak ingin ambil pusing, terus berupaya untuk mendesak agar kelompok ditentukan langsung oleh LPPM. Sehingga kemungkinan besar yang terjadi adalah, pembagian kelompok dapat diataur dengan rata.


Tanda Kiamat Kerja Nyata 


Jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki, rasanya kalimat itu mengerikan jika disandingkan dengan pembahasan hari akhir. Salah satu tanda-tanda hari akhir adalah jumlah laki-laki leboh sedikit dari jumlah perempuannya. Apakah ini pertanda bahwa KKN UIN Saizu adalah kiamat bagi mahasiswa yang belum siap mental di hantam realitas kehidupan bermasyarakat?

Problematika utama adalah kemampuan komunikasi dan public relation yang dimiliki mahasiswa masih mengambang, hal itu harus diselesaikan oleh mahasiswa itu sendiri, agar kemampuan berbaur dengan masyarakat bisa dijalin dengan harmonis. Jika tidak, Gunung Selamet akan meletus mewakil amarah masyarakat. 

Living Cost juga tersoroti oleh tulisan ini, biaya hidup di tanah orang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terlebih, mahasiswalah yang akan menanggung living cost selama program KKN ini berlangsung. Tentu kantong mahasiswa akan mengalami gempa bumi yang menyebabkan uang saku berguncang keras. Akhirnya, kelaparan dan kekurangan gizi akan mengancam mahasiswa yang kere tidak berduit.

Program kerja pengabdian ini menjadi inti dari segalanya. Mahasiswa harus bertaruh pikiran, ide, gagasan dan ilmu pengetahuan untuk mengadakan program yang tepat diadakan di lokasi KKN. Jika hal itu tidak terjadi hantaman meteor berupa penilaian dan cibiran masyarakat serta kampus akan mendarat di hati mahasiswa.

Akhir paragraf tulisan ini, saya ingin setiap mahasiswa bisa mempersiapkan segala hal untuk KKN, entah itu mental, fisik, pikiran dan biaya kehidupan supaya KKN Angkatan 50 bisa berjalan dengan lancar tanpa terjadi kiamat di pertengahan masa.  


Penulis/Kontributor: Dwi Jayanti (Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam 2019)
Editor: Pandika Adi Putra

1 Comments

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

  1. trmksh, setelah membaca ini sy menjadi lebih tenang utk menghadapi kkn. smngt all 👍👍

    ReplyDelete

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post