Seruan Aksi Aliansi Semarak Banyumas, Ketua DPRD: Tolak Cabut Tuntutan UU Cipta Kerja


Foto Massa dalam Seruan Aksi tolak tuntutan Perppu Ciptaker di depan Gedung DPRD Banyumas (Dok. LPM Saka)


Purwokerto, LPM Saka – Aliansi Semarak Banyumas menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Banyumas pada Senin, (10/04/2023). Sejumlah Ormawa (Organisasi mahasiswa) dari berbagai elemen turut menyemarakan aksi tersebut.

Massa berkumpul dari depan UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk melakukan longmarch hingga alun-alun Purwokerto. Tampak aksi mengibarkan bendera organisasinya masing-masing disertai membentangkan spanduk berjalan menuju depan Gedung DPRD Banyumas.

Sekitar pukul 15.00 WIB demonstran mulai memadati depan Gedung DPRD Banyumas. Dalam aksi tersebut meminta upaya pemerintah daerah Banyumas menandatangani tuntutan aksi mahasiswa dan memberikan statement untuk menolak serta mencabut UU Cipta kerja.

Mulanya unjuk rasa berjalan dengan kondusif, namun di tengah aksi massa bentrok dengan aparat kepolisian setelah demonstran berusaha menerobos masuk ke halaman Gedung DPRD Banyumas. Bahkan, diwarnai dengan aksi bakar ban. Kericuhan berhasil diredam setelah kedua belah pihak menurunkan atensinya.

Dalam aksi tersebut, Koordinator Lapangan, Aji Satya meminta agar dapat berdiskusi dan menyampaikan tuntutan secara langsung di dalam gedung. Namun, inisiasi tersebut ditolak oleh Budhi Setiawan selaku Ketua DPRD Banyumas dan meminta agar berdiskusi di depan gedung.



Massa tengah berdiskusi dengan Ketua DPRD Banyumas (Dok. LPM Saka)

Tolak Tuntutan Mahasiswa sebab Kader Partai

“Kami siap menyampaikan ke Jakarta dan berdiskusi, tapi jika hari ini kami (DPRD Banyumas) dipaksa untuk menandatangani kami keberatan, karena kami di bawah (kader) partai pemerintah, ” Ujar Budhi Setiawan, Ketua DPRD Banyumas.

Karena adanya penolakan tuntutan, ditengah diskusi demonstran meminta agar dapat membuat pernyataan sikap didalam gedung berupa video. Namun, Budhi Setiawan menolak massa untuk masuk ke dalam Gedung.

Lantaran dilaksanakan pada bulan puasa dan berdekatan dengan masuk waktu maghrib, Budhi memutuskan untuk menutup diskusi pada tuntutan tersebut.

“Kajian ini saya terima, dan kami akan kirimkan ke DPR RI sebagai aspirasi rakyat. Itu yang dapat kami lakukan. Cukup sekian, sebentar lagi buka puasa”. Pungkasnya

Sementara itu, Siti Atqiya salah satu mahasiswa yang tergabung dari IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) berharap agar pemerintah tidak tutup telinga atas apa yang mahasiswa suarakan dan masih ada nya lanjutan aksi.

“Semoga demo hari ini ada follow up dan tidak berlangsung hari ini saja sampai tuntutan mahasiswa tercapai dan menggerakkan semua elemen masyarakat,” Tutur Atqiya

Sebab tak membuahkan hasil, closing statement  dilontarkan untuk menandakannya berakhirnya aksi. Beberapa pernyataan tersebut yakni Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Banyumas tidak representatif kepada masyarakat Banyumas. Pemda Banyumas  lebih memilih yang diarahkan oleh Partai daripada mendengarkan aspirasi masyarakat serta Mereka berjanji akan datang dengan massa aksi yang lebih banyak dan senantiasa akan menolak Perppu Cipta Kerja yang cacat.

Kekecewaan menyelimuti para demonstran atas tak terpenuhinya tuntutan yang dibawa dengan menggaungkan sumpah mahasiswa.



Reporter : Amri Ulkhusna, Fani Rahman, Nafrotul Izza, dan Salsabilla Alifia

Editor : Aida Fitriani

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post