Kukuhkan 329 Wisudawan UIN Saizu, Rektor Ajak Budayakan Penginyongan




Purwokerto, LPM Saka – UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto kembali menggelar wisuda Magister ke-23 dan Sarjana ke-56 tahun akademik 2023 pada Selasa (23/05/23) di Auditorium Universitas Islam Negeri Professor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Ketua Senat Dr. H. Abdul Wachid B.S M. Hum.


Sejumlah 319 wisudawan Sarjana dari lima fakultas dan 10 wisudawan Magister telah dikukuhkan pada sidang terbuka senat akademik UIN Saizu.


Dalam sambutannya, Ketua Senat menyampaikan apresiasi dan selamat kepada wisudawan atas keberhasilan studi yang telah diraih, serta mendoakan keberkahan bagi para wisudawan.


“Senat UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan dan wisudawati atas keberhasilan program studi yang telah diraih, dan akan dikukuhkan baik sebagai sarjana maupun magister. Semoga ilmu yang dimiliki dapat membawa berkah saudara-saudari khususnya bagi nusa, bangsa dan agama”. Jelas Abdul Wachid B.S.


Bersamaan dengan itu, Ketua Senat menyampaikan beberapa point yang menjadi identitas UIN. Menurut nya, rektor dan jajarannya sudah merealisasikan beberapa hal yang menjadikan UIN semakin berkembang dengan karakter khas penginyongan.


Beberapa point tersebut yakni kinerja UIN yang terus mengalami kemajuan dan berkembang serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Budaya kebersamaan kerja sama dari berbagai stakeholder serta jajaran pimpinan dan civitas akademik UIN Saizu diiringi oleh para alumni. Di era disrupsi sekarang ini menjadikan peran bagi calon wisudawan untuk menjadi pribadi SDM yang unggul.


Membenarkan apa yang dikatakan Ketua Senat, Dr. H. Mohammad Roqib, M.Ag menjelaskan salah satu ke khasan yang dimiliki UIN Saizu ialah dengan pengembangan, kajian dan budaya penginyongan.


“Saudara harus tau bahwa diantara ke khas an yang dimiliki oleh UIN Saizu adalah kaitannya dengan pengembangan, kajian dan budaya penginyongan”.


Mengenai hal ini, Rektor menjelaskan terkait budaya penginyongan yang diangkat dalam lingkungan kampus.

“Wilayah penginyongan adalah orang-orang yang mendiami secara geografis minimal delapan Kabupaten Kota menggunakan kata “inyong” untuk menggantikan kata “aku” di Jawa Tengah bagian tengah timur dan Jawa Timur. Ini adalah ke khas an daerah kita. Jangan malu dengan budayanya sendiri mari kita angkat budaya ini menjadi budaya yang bermartabat, memiliki karakteristik istimewa”. Ungkap Mohammad Raqib dalam amanatnya kepada para wisudawan.


Adapun peningkatan, penguatan terhadap budaya penginyongan ini diemban oleh civitas akademik UIN Saizu khususnya para alumni untuk bisa melestarikan budayanya.


Rektor mengajak para wisudawan untuk menyempatkan diri datang ke perpustakaan dan dapat melestarikan serta menjaga budaya penginyongan. Dapat dilihat bukti yang sudah di realisasikan terdapat pada perpustakaan UIN Saizu, adanya pojok penginyongan dan museum penginyongan.


“Paling tidak, diakhir-akhir ini saudara masih seringkali ke UIN Saizu Purwokerto. Silahkan dipahami dan didalami”. Pungkas Mohammad Roqib.


 Wisudawan Terbaik



Wisudawan terbaik pascasarjana tingkat universitas diraih oleh Muchammad Sidqi Awalia Rahman, S.AG, M.PD program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pencapaian nilai IPK 4,0 dan masa studi 1 tahun 6 bulan.


Sementara itu, wisudawan terbaik sarjana program studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora sekaligus menjadi wisudawan terbaik tingkat universitas dengan IPK 3,92 yakni Adzkiya Zayyan Mauizah, S.Hum.


Adzkiya mengungkapkan salah satu role modeyang ia kagumi dan menjadi inspirasi baginya adalah Rektor UIN sendiri, yakni Mohammad Roqib.


Menurutnya, Abah Raqib (sapaan bagi santri An-Najah) merupakan sosok inspiratif bagi dirinya. “Pinginnya seperti abah Raqib, beliau itu motivator yang bener-bener besar banget jasanya bagi aku sendiri”.


Salah satu santri yang pernah mengemban ilmu di Ponpes An-Najah ini menuturkan bahwa dukungan dan doa melalui orang tua, nenek serta adiknya yang menjadikan Adzkiya termotivasi dan menjadi dorongan bagi dirinya untuk terus berusaha mendapat yang terbaik.

Ia menambahkan pihak kampus pun turut ikut andil sehingga sampai pada titik saat ini. “Dari pembimbing akademik saya, setiap semester sering mengadakan pertemuan dan diberi semangat juga motivasi. Karena semangat itu yang akan jadi terobosan besar untuk kamu meraih apa yang kamu capai”. Ungkapnya.


Kedepannya Adzkiya berencana untuk melanjutkan studi S2 dan disambi dengan kerja. Ia berharap dan berpesan kepada teman-teman yang sedang dalam masa kuliah atau menyelesaikan skripsinya agar terus berusaha dan mencoba.


“Terutama bagi temen-temen yang sedang memperjuangkan skripsi, pokonya semangat jangan takut mencoba, apapun yang ingin kita eksplor terus dicoba dan jika tidak dicoba kita tidak tahu hasilnya dan impact ke diri kita”. Jelas Adzkiya.



Reporter : Ani Safitri, Murti Zaujah, Arif Agung, Azriel Elkautsar dan Aida Fitriani

Editor : Tim Redaksi LPM Saka

1 Comments

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

  1. min, bagaimana tanggapan mimin redaksi terkait orang-orang banyumas yang tidak melestarikan budaya penginyongan, malahan mereka lebih sering menggunakan kata lu/ gue di lingkungan kampus. ini real terjadi fakta dilingkungan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Apa pendapat kamu mengenai artikel ini?

Previous Post Next Post